Perusahaan riset global TNS, merilis hasil survei yang menunjukkan kebiasaan audiens menggunakan perangkat digital saat menonton televisi pada saat bersamaan, atau yang disebut dengan screen stacking. Tren ini juga terjadi di Indonesia, dimana 38% responden melakukan screen stacking ketika menonton televisi.

Dalam Connected Life, sebuah riset terhadap lebih dari 55.000 pengguna internet di seluruh dunia yang dilakukan TNS, ditemukan bahwa hampir setengah responden (48%) yang menonton televisi di malam hari secara bersamaan juga menggunakan perangkat digital lain seperti berinteraksi di social media, mengecek email, atau melakukan belanja online.
“Penggunaan berbagai perangkat digital secara terus menerus tampak kian jelas selama pertandingan Piala Dunia dalam beberapa minggu ini,” kata Joe Webb, Head of Digital TNS Asia Pasifik. Ia menambahkan, “Penduduk di seluruh dunia menonton pertandingan tersebut dengan berbagai cara melalui beragam perangkat digital, antara lain di televisi, tablet atau telepon genggam, sembari berinteraksi lewat social media. Hal ini merupakan contoh yang tepat bagaimana perilaku screen stacking menjadi lazim di masyarakat.”
Dalam survei ini juga terungkap bahwa setiap orang memiliki rata-rata empat perangkat digital, bahkan ada yang hingga memiliki lima perangkat digital, diantaranya orang Australia, Jerman dan Inggris. Sedangkan orang Indonesia hanya memiliki dua hingga tiga perangkat digital. Kebutuhan menonton televisi dan konten video on-the-go secara bersamaan, mendorong tingginya kecenderungan multi-screening atau screen-stacking.
Keinginan untuk menonton acara favorit televisi selama berjam-jam juga mendorong penggunaan televisionline. Sehingga masyarakat menggunakan lebih banyak perangkat untuk mengakses konten tersebut. Seperempat (25%) responden di seluruh dunia saat ini menonton konten melalui PC, laptop, tablet atau telepon genggam setiap hari. Hal ini juga terjadi di Tiongkok dan Singapura (33%) serta Hong Kong (32%) di manasmartphone tablet (phablet) sangat populer. Sementara di Indonesia, kebiasaan menonton secara online belum populer, dimana hanya 6% responden menonton televisi secara online.
Terkait dengan hasil riset tersebut, ungkap Webb, “Walaupun televisi masih sangat dominan di Indonesia, kami melihat keinginan yang semakin meningkat untuk menonton dalam bentuk lain dan melalui perangkat-perangkat lain. Seiring dengan meningkatnya kecepatan data dan smartphone semakin terjangkau, kami optimis bahwa tren ini akan terus meningkat,” terang Webb dalam rilis pers yang diterima MIX Marcomm pada Selasa (15/7/14).
Meskipun menonton televisi secara online saat ini menjadi tren, televisi tradisional masih berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Sebanyak 75% responden di seluruh dunia dan mayoritas 93% masyarakat Indonesia duduk menonton televisi setiap hari. Selain itu, ada juga kebiasaan 78% masyarakat Indonesia yang menonton televisi sembari makan di malam hari. Angka ini sedikit lebih tinggi dari persentase rata-rata global sebesar 76%.