Selama ini hampir semua pengguna Internet di Indonesia paham, Detik.com adalah portal domestik terbesar di Indonesia baik dari sisi jumlah pengunjung maupun uang yang didapatkannya. Selama bertahun-tahun Detik.com berada di puncak tahtanya sendirian setelah pesaing terberatnya di era dotcom boom pertama rontok terkena imbas dotcom doom yang melanda Amerika Serikat di awal tahun 2.000. Namun, kini pesaing baru bermunculan lagi, nyaris mirip dengan dotcom boom tahun 1999 lalu. Okezone.com lahir, Kompas.com lahir kembali, beberapa portal baru dengan dukungan dana besar juga muncul (atau akan muncul). Portal-portal spesifik — terutama di entertainment — juga meramaikan pasar, termasuk Kapanlagi.com.
Maka, sudah jamak jika portal-portal ini berusaha merebut posisi nomor satu Detik.com. Kompas.com versi baru misalnya, kini terus mengkampanyekan keberhasilan mereka mengalahkan (pintu gerbang) Detik.com dalam hal pageviews (jumlah halaman yang dibaca user) dengan mengacu pada data Alexa.
Klaim-klaim ini akan terus berlanjut. Bukan hanya oleh Kompas.com, tetapi juga akan diikuti oleh portal-portal lain. Pandu misalnya, berkomentar di blog ini: “Di Indonesia, selain portal berita Kompas dan Detik yang memang merajai pasar saat ini, ada satu buah website lokal yang sebenarnya dari sisi trafic sangat jauh meninggalkan keduanya dan mereka tengah berbenah. Tunggu kabar selanjutnya tanggal 17 Agustus nanti”. Saya menduga, itu Kaskus.us, yang oleh Alexa.com memang ditaruh di peringkat yang lebih tinggi ketimbang Detik.com dan Kompas.com
Klaim bahkan juga dilakukan oleh Detikcom sendiri. Ketika ulang tahun ke 10-nya misalnya, Detik.com memasang iklan setengah halaman di koran Kompas, dengan mengungkapkan data Comscore bahwa pembaca Detik.com sudah mencapai 8,6 juta orang.
Kenapa saling klaim itu terjadi?
Pertama, untuk brand image. Kompas.com yang ingin menjadi portal terbesar di Asia Tenggara, tentu harus melewati Detik.com terlebih dulu agar bisa berjaya di pentas regional. Detik.com tentu tidak mau dikalahkan Kompas.com. Pemain lain yang makin serius juga tidak mau ketinggalan kereta.
Kedua, rebutan kue iklan dan income lainnya. Dengan memegang posisi sebagai nomor satu, harga iklan akan lebih tinggi dan peluang mendapatkan iklan lebih banyak dibanding yang nomor dua.
Masalahnya: klaim mana yang benar?
Ketika mengklaim pageviews-nya mengalahkan Detik.com, Kompas.com mengandalkan data Alexa.com, yang kita semua tahu data itu kurang valid. Namun Kompas.com tidak salah karena itulah data yang bisa diakses oleh publik secara gratis.
Ketika mengklaim pengunjungnya 8,6 juta, Detik.com menggunakan data Comscore yang jauh lebih valid dibanding Alexa.com. Pemasang iklan lebih mempercayai data ini — sebagaimana mereka mempercayai data-data yang disediakan oleh lembaga riset dunia seperti AC Nielsen. Namun, sayangnya, data tersebut bukan jenis data yang bisa diakses publik secara gratis.
Karena sumbernya beda-beda inilah saling klaim tidak akan ada habisnya.
Nah, ditengah sajian angka-angka statistik itu, Google menawarkan jasa lama dengan fasilitas baru: Google Trends. Semula, Google Trends hanya menyajikan data tren pencarian keywords. Nah, beberapa waktu lalu, Google Trends dilengkapi dengan fitur baru untuk bisa melihat unique visitor yang mampir ke sebuah portal per harinya. Dengan memasukkan url portal tertentu, kita bisa melihat seberapa banyak pengunjung unik yang datang ke portal tersebut setiap harinya.
Bahkan, kita bisa membandingkan portal-portal yang kita mau bandingkan dalam satu grafik. Di bawah ini saya bandingkan Detik.com, Kompas.com, Kaskus.Us, Okezone.com, Kapanlagi.com. Dari data tersebut terlihat, bahwa unique visitor per hari Detik.com sekitar 200 ribuan, sedangkan Kompas.com sekitar 100 ribuan, Kaskus sekitar 60 ribuan, Okezone 40 ribuan, Kapanlagi.com 30 ribuan.

Kanal-kanal Detikcom hampir setara dengan Kompas.com. Detiknews.com sekitar 100 ribuan, Detikhot 80 ribuan dan Detiksport 60 ribuan, seperti terlihat di grafik di bawah ini.

Tentu saja kita tetap harus kritis terhadap data-data di atas. Analisa yang lebih tajam, dengan memahami karakter masing-masing penyedia data –plus karakter masing-masing media — akan mempermudah kita menganalisa dengan benar. Perhatikan baik-baik, Kaskus.us yang menurut Alexa.com lebih tinggi peringkatnya dibanding Detik.com, ternyata menurut Google Trends masih kalah jauh dibanding Detik.com
Akan lebih hebat lagi hasilnya jika digabung dengan s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar